Jumlah korban jiwa akibat serangan Israel di Lebanon selatan sejak Senin (23/09) terus bertambah. Kementerian Kesehatan Lebanon mengeklaim hampir 800 orang tewas dalam serangan yang diklaim sebagai yang paling mematikan sejak akhir perang saudara pada 1990.
Hingga Jumat (27/09) kedua belah pihak—baik militer Israel dan kelompok milisi di Lebanon, Hizbullah, yang didukung Iran—bersikeras mereka akan melanjutkan melakukan serangan satu sama lain.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan mereka telah menyerang lokasi militer di Lebanon selatan yang digunakan untuk menembakkan roket. Sementara itu, Hizbullah mengeklaim telah menembakkan roket ke beberapa wilayah di Israel utara.
Kementerian kesehatan Lebanon mengeklaim hampir 800 orang tewas serangan udara Israel, di antaranya adalah sembilan orang—termasuk perempuan yang sedang hamil dan dua anak-anak—tewas di sebuah desa di Nabatieh, Lebanon Selatan.
Ribuan keluarga juga telah meninggalkan rumah mereka di Lebanon selatan, dengan banyak keluarga memenuhi jalanan dan terjebak dalam kemacetan di Beirut. PBB melaporkan lebih dari 30.000 orang meninggalkan Lebanon menuju Suriah selama tiga hari terakhir hingga Jumat (27/09).
Serangan di kedua sisi perbatasan memanas, dan kekhawatiran akan konflik regional yang besar telah meningkat.
Berikut ini adalah sejumlah hal yang perlu Anda ketahui tentang serangan udara Israel di Lebanon selatan yang diklaim sebagai serangan yang paling mematikan sejak 1990.
